Tipologi Kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat Menggantikan Hakim Mahkamah Konstitusi Dalam Masa Jabatan

Typology of Authority of the House of Representatives to Replace Constitutional Court Judges During their Term of Office

Authors

  • Raju Moh Hazmi Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Indonesia https://orcid.org/0000-0002-4049-9630
  • Zuhdi Arman Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.46257/jrh.v27i3.711

Keywords:

Dewan Perwakilan Rakyat, Kewenangan, Mahkamah Konstitusi

Abstract

Penggantian Aswanto sebagai hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dalam masa jabatan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan determinasi politik terhadap MK dan bersifat intervensionis. Meskipun diberikan atribusi untuk melakukannya, namun kewenangan tersebut tidak dapat dilaksanakan begitu saja. Artikel ini bertujuan menganalisis tipologi kewenangan yang melekat kepada DPR untuk mengganti hakim MK dalam masa jabatan dan desain konstitusionalisme dalam proses penggantian tersebut. Metode penelitian yaitu metode normatif dengan pendekatan perundangan, konseptual, serta kasus. Hasil penelitian ditemukan bahwa tipologi kewenangan DPR menggantikan hakim MK dalam masa jabatan merupakan atribusi yang bersifat kausalitas terbatas karena dependen terhadap atribusi ketua MK sebagai entitas prima facy untuk menjustifikasi alasan penggantian sekaligus presiden sebagai entitas yang mengeluarkan penetapan pemberhentian. Dalam konteks ini, ketua MK yang justru mempunyai kewenangan mendeteksi alasan seperti apa yang menjustifikasi seorang hakim MK dapat diberhentikan pada masa jabatannya. Desain konstitusionalisme dalam proses itu terlihat ketika ada relasi kewenangan institusional yang bersifat terbatas antara MK, Presiden, dan DPR. Artinya, DPR sebelum megusulkan penggantian hakim harus dimulai dari proses justifikasi pemberhentian oleh ketua MK dan diafirmasi oleh presiden sebagai dasar mengeluarkan penetapan pemberhentian. Pada proses tersebut terlihat posisi antar lembaga tidak berjalan secara dikotomis, melainkan saling mengawasi sesuai nalar konstitusionalisme.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Z. Ulya, “Dilematisasi kelembagaan antar lembaga kekuasaan yudikatif guna mencapai harmonisasi hukum,” Jurnal Hukum dan Peradilan, vol. 10, no. 3, pp. 337–360, 2021, doi: https://doi.org/10.25216/jhp.10.3.2021.337-360.

K. F. Sulaiman, “Politik Hukum Pengujian Peraturan Daerah Oleh Mahkamah Agung dan Pemerintah Pasca Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia,” Disertasi Doktor Ilmu Hukum Universitas Islam Indonesia, 2016.

Martitah, Sistem Pengujian Konstitusional (Constitutional Review) Di Indonesia, Cetakan 1. Jakarta Pusat: Konstitusi Press, 2015.

I. D. G. Atmadja and I. N. P. Budhiarta, Teori-Teori Hukum, 1st ed. Malang: Setara Press, 2018.

Ahmad, Hukum Konstitusi Menyongsong Fajar Perubahan Konstitusi Indonesia Melalui Pelibatan Mahkamah Konstitusi, Cetakan 1. Yogyakarta: UII Press, 2020.

A. Farida, “Rekonstruksi Kewenangan Presiden Dalam Pembentukan Undang-Undang Sebagai Upaya Penguatan Sistem Presidensial Indonesia,” Jurnal Legislasi Indonesia, vol. 18, no. 2, pp. 153–167, 2021, doi: https://doi.org/10.54629/jli.v18i2.719.

D. A. Wicaksono, A. Sandi, and A. Tabusassa, “Mencari Jejak Konsep Judicial Restraint Dalam Praktik Kekuasaan Kehakiman Di Indonesia,” Jurnal Hukum & Pembangunan, vol. 51, no. 1, pp. 177–203, 2021, doi: https://doi.org/10.21143/jhp.vol51.no1.3014.

A. Setiawan and N. Asyikin, “Tanggung Jawab Jabatan Dan Tanggung Jawab Pribadi Dalam Pengunaan Diskresi Sebagai Instrumen Pelayanan Publik (Publik Service),” Mimbar Hukum, vol. 32, no. 1, pp. 73–88, Feb. 2020, doi: https://doi.org/10.22146/jmh.48017.

Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

K. Nasution, “Indonesian Judicial Power Post Amendment,” Mimbar Keadilan, vol. 13, no. 1, pp. 85–95, 2020, doi: http://dx.doi.org/10.30996/mk.v13i1.2997.

C. Prayitno, “Analisis Konstitusionalitas Batasan Kewenangan Presiden dalam Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,” Jurnal Konstitusi, vol. 17, no. 3, p. 513, 2020, doi: https://doi.org/10.31078/jk1733.

E. N Mubarok & A. Hadad, “Pengawasan Terhadap Hakim Mahkamah Konstitusi: Perspektif Teori Checks and Balances Dalam Sistem Ketatanegaraan,” Khazanah Hukum, vol. 3, no. 1, p. 15, 2021, doi: https://doi.org/10.15575/kh.v3i1.

E. N. A. M. Sihombing and C. Hadita, “Kewenangan Presiden Membentuk Undang-Undang Dalam Sistem Presidensial,” Reformasi Hukum, vol. 27, no. 1, pp. 14–24, Apr. 2023, doi: https://doi.org/10.46257/jrh.v27i1.491.

Undang-Undang Nomor 7 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. 2020, pp. 1–17.

M. Ardafillah and J. Setiono, “Mekanisme Pemberhentian Hakim Konstitusi dalam Masa Jabatannya di dalam Konsep Negara Hukum Indonesia,” Universitas Gadjah Mada, 2016.

D. Zulmi, “Mekanisme Pemberhentian Hakim Mahkamah Konstitusi (Analisis Keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi Nomor: 01/MKMK/X/2013),” Universitas Islam Negeri Syraif Hidayatullah Jakarta, 2020.

I. Rishan, “Redesain Sistem Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim di Indonesia,” Ius Quia Iustum, vol. 23, no. 2, pp. 165–185, 2016.

A. T. Wicaksono, A. A. Nur, S. Mar’ah, and E. Huroiroh, “Praktik Inkonstitusional Pemberhentian Hakim Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia,” Verfassung: Jurnal Hukum Tata Negara, vol. 2, no. 1, pp. 1–24, 2023, doi: https://doi.org/10.30762/vjhtn.v2i1.217.

Ashari and R. A. Amalia, “Konstitusionalitas Pemberhentian Hakim Mahkamah Konstitusi Oleh Dewan Perwakilan Rakyat,” Jurnal Ilmiah Global Education, vol. 4, no. 1, pp. 50–56, 2023, doi: https://doi.org/10.55681/jige.v4i1.539.

G. Reforman Hadi, G. Asmara, and C. E. Purnomo, “Pemberhentian Hakim Mahkamah Konstitusi Oleh Dewan Perwakilan Rakyat Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003,” Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, vol. 9, no. 13, pp. 297–308, 2023.

F. Arsil and Q. Ayuni, “Kedudukan Hukum Khusus dalam Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi Exclusive Legal Standing of Judicial,” Jurnal Konstitusi, vol. 19, no. 4, pp. 957–980, 2022, doi: https://doi.org/10.31078/jk1941.

M. F. Hadinatha, “Peran Mahkamah Konstitusi Mencegah Gejala Autocratic Legalism di Indonesia The Role of Constitutional Court to Prevent Autocratic Legalism in Indonesia,” vol. 19, 2022, doi: https://doi.org/10.31078/jk1941.

K. L. Scheppele, “Autocratic legalism,” University of Chicago Law Review, vol. 85, no. 2, pp. 545–583, 2018, [Online]. Available: https://www.jstor.org/stable/26455917

A. S. Jahar, R. M. Hazmi, and N. Adhha, “Construction of Justice, Certainty, and Legal Use in the Decision of the Supreme Court Number 46 P/HUM/2018.,” Jurnal Cita Hukum, vol. 9, no. 1, Mar. 2021, doi: https://doi.org/10.15408/jch.v9i1.11583.

R. M. Hazmi, “Konstruksi Keadilan, Kepastian, dan Kemanfaatan Hukum dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 46P/HUM/2018,” Res Judicata, vol. 4, no. 1, pp. 23–45, 2018, doi: http://dx.doi.org/10.29406/rj.v4i1.2687.

Bunyamin et al., Ilmu Hukum, Cetakan I. Malang: Penerbit Litnus, 2023.

M. R. Hazmi, Z. Arman, A. A. Zulfikar, and R. S. Prakasa, “Paradoks Kewenangan dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perusahaan Asuransi,” Amnesti Jurnal Hukum, vol. 5, no. 1, pp. 51–65, 2023, doi: https://doi.org/10.37729/amnesti.v5i1.2486.

F. X. A. Samekto, “Menggugat Relasi Filsafat Positivisme Dengn Ajaran Hukum Doktrinal,” Jurnal Dinamika Hukum, vol. 12, no. 1, pp. 74–84, 2012, doi: http://dx.doi.org/10.20884/1.jdh.2012.12.1.108.

R. Alfauzi and O. Effendi, “Pembatasan Kekuasaan Berdasarkan Paham Konstitusionalisme Di Negara Demokrasi,” Politica, vol. 7, no. 2, pp. 111–133, 2020, doi: https://doi.org/10.32505/politica.v7i2.1990.

M. Nuna and R. M. Moonti, “Kebebasan Hak Sosial-Politik Dan Partisipasi Warga Negara Dalam Sistem Demokrasi Indonesia,” Jurnal Ius Constituendum, vol. 4, no. 2, pp. 110–127, 2019, doi: http://dx.doi.org/10.26623/jic.v4i2.1652.

Y. Nurhayati, I. Ifrani, and M. Y. Said, “Metodologi Normatif Dan Empiris Dalam Perspektif Ilmu Hukum,” Jurnal Penegakan Hukum Indonesia, vol. 2, no. 1, pp. 1–20, 2021, doi: https://doi.org/10.51749/jphi.v2i1.14.

S. Isra, “Hubungan Presiden dan DPR,” Jurnal Konstitusi, vol. 10, no. 3, pp. 400–416, 2013, doi: https://doi.org/10.31078/jk1032.

E. Chaidir and Suparto, “Perlunya Pengawasan terhadap Kode Etik dan Perilaku Hakim Konstitusi dalam Rangka Menjaga Martabat dan Kehormatannya,” UIR Law Review, vol. 01, no. 24, pp. 111–126, 2017, doi: https://doi.org/10.25299/uirlrev.2017.1.02.951.

Yuslim, “Gagasan Pengaturan Kewenangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945,” Mei-Agustus, 2013.

R. HR, Hukum Adminsitrasi Negara, Cetakan Ke. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

F. Heriansyah, “Kewenangan Badan Layanan Umum Dalam Pengelolaan Keuangan Negara,” Reformasi Hukum, vol. XXI, no. 1, pp. 31–59, 2017, doi: https://doi.org/10.46257/jrh.v21i1.15.

N. F. Pane, “Konstitusionalitas Kewenangan DPR dalam Melakukan Seleksi Pimpinan Lembaga Negara,” Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2022.

M. V. Dahoklory, “Menilk Arah Politik Perubahan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi,” Masalah-Masalah Hukum, vol. 50, no. 2, pp. 222–231, 2021, doi: https://doi.org/10.14710/mmh.50.2.2021.222-231.

R. Indonesia, Undang-Undang No. 17 tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 2014.

D. Sausan and T. Syahuri, “Politik hukum Revisi Undang-Undang Mahakamah Konstitusi Didasarkan Pada Judicial Reforma Index,” Jurnal Education and Development, vol. 9, no. 1, pp. 45–52, 2021, doi: https://doi.org/10.37081/ed.v9i1.2287.

S. Muzzammil, “Pengaturan Mekanisme Perekrutan Hakim Konstitusi di Indonesia dalam Peraturan Perundang-Undangan,” Jurnal Hukum Universitas Diponegoro, pp. 1–14, 2019.

D. RI, “Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 1 Tahun 2020.” pp. 1–2019, 2020.

B. L. DPR RI, “Keterangan Pengusul Atas Rancangan Undang-Undang Tentang Mahkamah Konstitusi,” Jakarta, 2003.

Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 4 tahun 2012 tentang Tata Cara Pemberhentian Hakim Konstitusi. 2012, pp. 1–15.

S. Sorik, M. Nasution, and N. Nazaruddin, “Eksistensi Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi ( Studi Keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi Nomor 01 / MKMK / X / 2013 ) The Existence of the Honorary Council of the Constitutional Court ( Studies Honorary Council of the Constitutional,” Jurnal Konstitusi, vol. 15, no. September, 2018, doi: https://doi.org/10.31078/jk15310.

N. M. Hantoro, “Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi dan Implikasinya Term of Office for Constitutional Justices and Its Implications against Judicial Independence,” Negara Hukum: Membangun Hukum untuk Keadilan dan Kesejahteraan, vol. 11, no. 2, pp. 191–210, 2020, [Online]. Available: https://jurnal.dpr.go.id/index.php/hukum/article/view/1705/pdf

A. E. Widiarto, “Implikasi Hukum Pengaturan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi dalam Bentuk Peraturan Mahkamah Konstitusi,” Jurnal Kon, vol. 16, no. 1, pp. 24–42, 2019, doi: https://doi.org/10.31078/jk1612.

M. A. Nasution, Marzuki, and Mukidi, “Analisis Yuridis tentang Pengawasan Hakim Komisi Yudisial dalam Perspektif Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005/PUU-IV/2006),” Jurnal Hukum Kaidah, vol. 21, no. 2, p. 2020, 2006, [Online]. Available: https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/jhk/article/view/4792/3500

E. N. Sihombing and C. Hadita, “Perbandingan Kewenangan Pengujian Undang-Undang Oleh Mahkamah Konstitusi Antara Indonesia dan Beberapa Negara di Dunia,” Mahadi: Indonesia Journal of Law, vol. 1, no. 1, pp. 11–23, Feb. 2022, doi: https://doi.org/10.32734/mah.v1i1.8312.

A. Jumiati, “Independensi Hakim Mahkamah Konstitusi dalam Pengujian Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait Kewenangannya,” Wacana Hukum, vol. 25, no. 2, pp. 30–43, 2019, doi: https://doi.org/10.33061/wh.v25i2.3001.

N. S. Enggarani, “Independensi Peradilan dan Negara Hukum,” Law and Justice, vol. 3, no. 2, pp. 82–90, Jan. 2019, doi: https://doi.org/10.23917/laj.v3i2.7426.

T. T. Tutik, “Pengawasan Hakim Konstitusi Dalam Sistem Pengawasan Hakim Menurut Undang-Undang Dasar Negara RI 1945,” Jurnal Dinamika Hukum, vol. 12, no. 2, pp. 295–311, 2006, doi: http://dx.doi.org/10.20884/1.jdh.2012.12.2.51.

F. A. Azis and I. Ramur, “Analisis Kewenangan DPR Terhadap Polemik Penggantian Hakim Mahkamah Konstitusi,” Lisyabab : Jurnal Studi Islam dan Sosial, vol. 4, no. 1, pp. 71–83, 2023, doi: https://doi.org/10.58326/jurnallisyabab.v4i1.153.

O. Suparman, “Konsep Lembaga Negara Indonesia dalam Perspektif Teori Trias Politica Berdasarkan Prinsip Checks and Balances System,” Ahkam, vol. 2, no. 1, pp. 59–75, 2023, doi: https://doi.org/10.58578/ahkam.v2i1.898.

Z. A. Firmantoro, “Menimbang Kedudukan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Pasca Lahirnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020,” Jurnal Konstitusi, vol. 17, no. 3, pp. 900–918, 2020, doi: https://doi.org/10.31078/jk1749.

Downloads

Published

2023-12-31

How to Cite

1.
Moh Hazmi R, Arman Z. Tipologi Kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat Menggantikan Hakim Mahkamah Konstitusi Dalam Masa Jabatan : Typology of Authority of the House of Representatives to Replace Constitutional Court Judges During their Term of Office. Reformasi Hukum [Internet]. 2023 Dec. 31 [cited 2024 Apr. 27];27(3):169-80. Available from: https://ojs.uid.ac.id/index.php/jrh/article/view/711